Bertanam
padi organik pada dasrnya sama saja dengan bertanam padi secara konvensional
atau non organik. Jenis padi yang ditanam pun boleh apa saja, misal kelas
aromatik (pandan wangi, mentik, gilirang, dll). Bisa juga menggunakan varietas
unggul seperti IR64, Cisadane, Memberamo, dll. Bahkan padi dalam (umur panen rata-rata 6 bulab) dan padi
hibrida pun dapat diusahakan menjadi padi organik.
Perbedanya adalah pada pertanian
organik :
1.
Memakai pupuk organik dan tidak memakai pupuk kimia
2.
tidak memakai pestisida kimia
Dalam
bertanam secara organik, pupuk yang digunakan sebagai sumber hara berasal
dari pupuk organik seperti : kompos, pupuk kandang, atau sisa tanaman (jerami)
yang dibenamkan ke tanah. Kelebihan pupuk organik adalah berperan dalam
mengembalikan sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.
Sementara
untuk mengendalikan hama, penyakit, gulma (tanaman pengganggu / rumut)
dilakukan secara manual atau dengan menggunakan pestisida alami (biopestisida).
Komponen utama pertanian organik
adalah memanfaatkan limbah pertanian untuk proses daur ulang digunakan sebagai
pupuk tanaman. Termasuk jua sistem pengolahan tanah yang berasakan konservasi,
pergiliran tanaman, memanfaatkan tanaman penutup tanah, pemeliharaan ternak,
dan analisis tanaman, maupun uji tanah. Selain itu juga menghindarkan sebanyak
mungkin penggunaan pestisida/insektisida maupun pupuk kimia serta bahan
agrokimia lainnya.
Pada umumnya
dalam melakukan budidaya padi
organik, para petani tidak langsung mengubah sistem, tetapi secara bertahap.
Pada musim pertama, para petani masih mengaplikasikan pupuk kimia (Urea, TSP,
KCl) sesuai anjuran. Namun sudah mulai ditambah kompos 1.5 ton per hektar.
Kombinsi ini dipertahankan sampai pada musim tanam kedua.
Memasuki
musim tanam ketiga dan keempat, pemakaian pupuk kimia diturunkan hingga 50%.
Sedangkan penggunaan kompos dinaikkan menjadi 2 ton per hektar.
Dan pada musim tanam ke lima dan kekenam
aplikasi Urea tinggal 25%, TSP diturunkan hingga 50% dari penanaman sebelumnya,
dan tanpa KCl. Pemakaian kompos ditambah menjadi 2.5 ton/ha.
Untuk
pengelolaan dan pengendalian gulma (tanaman pengganggu / rumput) dengan cara
manual misalnya dengan cara dicabuti dan dikembalikan di antara barisan
tanaman. Gulma ini menjadi bagian dari bahan pupuk organik.
Sementara
itu untuk mengendalikan hama penyakit dengan mengembangkan keragaman ekosistem
melalui pergiliran tanaman, atau mengaplikasikan biopestisida.
Bertanam padi secara organik tetap
menguntungkan. Saat ini harga gabah kering panen untuk padi organik Rp. 1.500
per kg, sedangkan untuk padi konvensional paling banter Rp. 1.300 per kg.
Selain itu kesuburan lahan dan kelestarian ekosistem dapat terjaga, poin ini
yang tiada ternilai.
Membuat Kompos Berkualitas Tinggi
Agar kompos memberikan hasil yang
maksimal, kualitas kompos tidak boleh asal-asalan. Kini di pasaran sudah banyak
beredar berbagai jenis fermentor dan dekomposer yang terdiri dari jamur dan
bakteri. Bakteri atau jamur inimemperbaiki proses fermentasi dan dekomposisi
dalam proses pembuatan kompos sehingga kompos nantinya berkualitas baik. Salah
satu dekomposer itu adalah DEGRA SIMBA.
Langkah pembuatan :
Bahan baku :
- Limbah organik pertanian
/pertanian 80%
- Dedak / serbuk gergaji 10%
- Abu + kalsit / dolomit 10%
Bahan-bahan tersebut dicampur hingga
merata .
Bahan pelarut :
- 1 lt Degra Simba
- 1 lt molase / gula
- air secukupnya.
Bahan-bahan tersebut dicampur dan
diaduk hingga merata/homogen.
Cara pembuatan :
- Siramkan bahan pelarut ke bahan
baku hingga membasahi seluruh bahan baku. Usahakan seluruh permukaan kena
hingga cukup basah.
- Simpan di tempat yang ternaungi /
teduh, tidak terkena sinar matahari langsung, ketinggian kompos maksimal 1.5
m..
- Usahakan suhunya tidak lebih dari
500C Aerasi dilakukan dengan pembalikan /penyisiran, seminggu sekali.
- Selama proses, kadar air dijaga
kurang lebih 60%.
- Akumulasi energi berupa panas
diharapkan terjadi sampai suhu 700C, selama minimal 2 minggu.
- Proses dekomposisi akan terhenti
secara alami. Suhu turun menjadi kurang lebih 300C, kadar air kurang lebih 40%.
- Dan akan dihasilkan kompos
kualitas tinggi serta berdaya guna, dan biasa disebut fine compost.
Ciri-cirinya warna coklat kehitaman, suhu turun secara alami kurang lebih 30%,
bau kotoran ternak hilang, tekstur remah, dan kadar air 40%-50%.
- Tanda kompos sudah jadi jika
tumbuh jamur berwarna putih pada permukaan, tidak berbau (cenderung netral
menuju asam manis, tidak terjadi proses panas.
ConversionConversion EmoticonEmoticon